Jumat, 14 Desember 2007

SEWARD HILTNER-DISCOVERING APPROACH AND METHOD

Bab ini menyajikan dua pendekatan dalam konseling pastoral yang keduanya efektif. Pembahasan diawali dengan psikologis dinamis dan sejarah hidup, mempelajari faktor-faktor pembentuknya atau pelakunya selanjutnya mempertimbangkan bagaimana menolongnya atau metode-metode konseling. Dapat juga dimulai dengan pendekatan dan metode serta studi dinamis seolah kita terpaksa sebagai mereka melalui pertanyaan-pertanyaan secara metodologis.
Dalam penguraiannya penulis membagi kedalam 2 bagian besar, yaitu :
I. Analisa wawancara
Untuk menjelaskan bagaimana efektivitas suatu waawancara dilakukan penulis menyajikan dialog Betty Smith dengan Pendeta, yang oleh penulis diidentifikasi sebagai 9 pendeta. Wawancara tersebut telah dilakukan oleh 40 orang pendeta didalam seminar. Didalam setiap wawancara yang dilakukan oleh masing-masing pendeta penulis telah memberi komentar menyangkut efektivitas dari apa yang dilakukan si pendeta dan respon dari Betty Smith (untuk lebih mudah digunakan istilah konsili sebagai pengganti dari penggunaan parishioner).
Dalam pembahasannya dibagian ini juga disajikan berbagai kelemahan-kelemahan yang dilakukan oleh para pendeta dalam melakukan tanggapan terhadap situasi yang dihadapi konsili seperti halnya Pendeta 1 yang mengabaikan pendekatan dan metode, Pendeta 2 yang menyamaratakan (generalization), Pendeta 3 yang kurang peka, Pendeta 4 yang moralis (moralize)mengalihkan (diverted), Pendeta 5 yang mengalihkan (diverts), Pendeta 6 yang tidak memahami, Pendeta 7 sebagai pengkotbah, Pendeta 8 yang dapat memahami serta Pendeta 9 sebagai pendorong (encouragement). Secara garis besar pembicaraan tersebut akan disajikan dalam bagian tersendiri.
II. Solusi Sementara
Dalam bagian ini diuraikan 5 solusi sementara yang disajikan, yaitu :
1. Proses konseling yang memfokuskan perhatian pada situasi anggota jemaat dan perasaan mereka akan hal tersebut.
2. Konseling dihasilkan melalui pengertian sebenarnya oleh Pendeta bagaimana perasaan anggota jemaat tentang situasi, dan melalui komunikasi atas situasi sebenarnya yang dipahami.
3. Ketika rasa pertentangan anggota jemaat (konsili) muncul didalam konseling, Pdt. memberi pertolongan pertama kepada anggota jemaat dengan menjelaskan dasar-dasar pertentangan tersebut dan hubungan mereka yang menarik menurut dia.
4. Hubungan konseling berisi suatu jenis khusus kebebasan atas bagian dari anggota jemaat (konsili) dan juga suatu jenis khusus pembatasan.
5. Proses Konseling harus meliputi, satu atau lebih kejadian yang sesuai, yang akan menolong dalam konsolidasi pengertian yang dicapai atau penjelasan yang dicapai.
I . ANALISA WAWANCARA
Dalam analisa wawancara, kasus yang diangkat adalah Betty Smith yang telah menjadi anggota sebuah gereja selama beberapa tahun, dia mempertimbangkan menjadi kristen sejak pengalamannya dalam percakapan saat dia mengikuti acara gereja. Usianya tiga puluan. Ia tinggal dengan orang tuanya dan dua orang saudara perempuannya, dan memiliki tanggung jawab yang baik terhadap keluarga. Beberapa bulan yang lalu ayahnya meninggal, dan reaksinya atas hal tersebut pada saat itu sepertinya sempurna, segala sesuatu dalam kendali. Baru-baru ini dia mengirim surat ke pendeta, dan diikuti dengan pembicaraan melalui telepon, dalam pembicaraan maupun surat, ia mengatakan ingin berbicara tentang keyakinan dan ayahnya yang meninggal.
Berikut ini akan disajikan beberapa petikan dari wawancara termasuk beberapa ulasan yang dianggap penting.
Miss Smith : Aku melalui waktu yang mengerikan sejak ayahku meninggal. Seolah pada awalnya aku harus menemui dia. Aku seharusnya melakukan sesuatu juga, tetapi aku tidak yakin aku sudah berada ditempat yang sama dengan dia.
Pendeta 1 : Engkau sudah melakukan hal yang bijak untuk tidak mengikuti jalan itu.
Ini teoritis dan sederhana yaitu persetujuan. Pendeta ini percaya bahwa dia harus setuju atau tidak setuju dengan Miss. Smith. Pernyataannya yang jelas itu akan membuat Miss Smith tidak mungkin untuk menyatakan adanya perasaan-perasaan negatif yang dia mililiki, buat dia (Pendeta) menunjukkan bahwa dia mengetahui tidak ada metode-metode tetapi hal itu adalah masalah setuju atau tidak setuju. Si Pendeta sebetulnya menjauhkan dirinya dari hal sebenarnya yang dihadapi Miss. Smith.
Pendeta 2 : Kita semua kadang kala memiliki pengalaman seperti ini.
Ini sederhana jika tidak teoritis, adalah penyamarataan. Perasaan bahwa Miss Smith memiliki persaan salah, ia bermaksud untuk menolongnya membersihkan dari kuasa yang membebani. Dia kira hal itu dapat dilakukan dengan mengatakan kepadanya bahwa bukan hanya dia sendiri yang menghadapi kesulitan tersebut. Lalu dia menyamaratakan, dengan demikian secara jelas Miss Smith mengetahui bahwa Pendeta tersebut tidak tertarik dan tidak mengerti atas situasi yang dihadapinya.
Pendeta 3 : Apakah yang sudah engkau lakukan?
Pendeta ini merasa bahwa hal yang penting adalah untuk melakukan tidakan pertama. Sehingga ia segera bergerak kearah tersebut. Dalam melakukan hal tersebut sudah barang tentu ia mengabaikan perasaan Miss Smith. Miss Smith sudah tentu tidak dapat sampai ketahapan tersebut hingga ia merasa ada kesempatan untuk menjelaskan bagaimana perasaannya. Kita dapat menarik kesimpulan bahwa Pendeta ini memiliki kepekaan yang rendah.
Pendeta 4 : Ayahmu hidup didalam hidupnya dan engkau memiliki hidupmu sendiri.
Pendeta ini beranggapan bahwa konseling hasil dari pertimbangan moral. Sesuatu yang menyangkut salah atau benar. Pendeta menolong orang untuk memutuskan diantara keduanya. ”Kadang kala orang-orang takut akan sesuatu yang salah.
Pendeta 5 : Ya, teruskan, mungkin kita akan mendapatkannya di suatu tempat.
Miss Smith dikagetkan. Dia bermaksud untuk melanjutkan, dan memperkirakan bahwa mereka akan ada disuatu tempat atau dia tidak akan kembali. Tetapi mungkin maksudnya mereka tidak akan sampai kemana pun, dan boleh jadi dia sebenarnya tidak harus kemana pun. Pendeta itu ingin untuk meyakinkan bahwa setiap orang mengetahui dia ada disana dan bertanggung jawab. Hasilnya adalah bahwa dia mengalihkan dan menaburkan keraguan.
Pendeta 6 : ”Aku yakin kematian ayahmu telah memberikan pengaruh besar bagimu.”
Kadang-kadang kita juga melakukan pembicaraan seperti ini, kita tidak memahami masalah yang sebenarnya sehingga kita hanya melindungi diri kita sendiri, sehingga lawan bicara dapat mengerti bahwa kita tidak mengerti apa yang sedang ia bicarakan.
Pendeta 7: ”Aku tahu kau membutuhkan waktu, karena kau sudah menderita begitu dalam, tetapi kita dapat memiliki kekuatan bila menyerahkannya kedalam tangan Tuhan.
Kotbah sesuatu yang baik dari mimbar. Tetapi kuasanya untuk mengejutkan dapat ditonjolkan bila digunakan dalam percakapan, khususnya setelahnya, dan masih lebih khusus bila komentar itu memberi kesan suatu perasaan yang diinginkan dan mungkin siap dicurahkan. Pada Minggu siang Miss Smith mengatakan ” Itu adalah kotbah yang baik”. Tetapi dalam periode konseling ia mungkin akan kelihatan begitu bodoh untuk mengatakan seluruhnya.

Pendeta 8 : ”Kau betul-betul dalam masalah”.
Inilah pengertian yang sebenarnya. Miss Smith telah memulai dengan suatu pengakuan, yang tidak ada yang kurang dari kenyataan tetapi ia sudah keluar untuk melihat jika disana ada beberapa pengertian sebelum ia melanjutkan. Komentar pendeta itu singkat.. Hal itu tidak bersifat umum, moralitas atau mencoba untuk menolong dengan suatu jawaban sebelum ada pernyataan jawaban. Pendeta itu menangkap perasaan utama Miss Smith yang dinyatakan dengan kalimat yang efektif ”masalah”. Ini adalah ucapan pendeta bukan ucapan Miss Smith. Dengan menggunakan hal itu, dia menunjukkan bahwa dia sudah menterjemahkan dengan benar, dan oleh karenanya dimengerti, inti perasaan yang akan diungkapkan Miss Smith. Dia bukan tanpa menyadari memasukkan dirinya sendiri kedalam situasi dengan mengatakan ” Maaf anda sedang dalam masalah”. Dia dengan mudah menunjukkan bahwa ia mengertri.
Pendeta 9 : ”Mungkin engkau mau menceritakan lebih lanjut bagaimana perasaanmu”.
Ini berhati-hati, suatu ketidak yakinan, dan dapat menimbulkan suatu kejelasan dalam pikiran Miss Smith. Tetapi di atas semuanya itu ini adalah dorongan nyata kepada Miss Smith untuk dikedepankan. Orang mungkin mengatakan bahwa pendeta itu sudah melakukan pendekatan yang benar dalam konseling tetapi masih belum memiliki keterampilan untuk menindak lanjutinya. Hal ini mengesankan bahwa walaupun buruk didalam teknik kadang kala memberi arti kecil bagi konselor yang telah memiliki prilaku yang benar dalam proses.
Pendeta yang melakukan interview sebenarnya sudah memberikan tanda pengertian. Ini sudah baik, bukan karena tidak adanya kata-kata yang dikandung, tetapi karena kebutuhan pada bagian ini untuk mendorong Pendeta untuk memahami dengan mempersilakan Miss Smith menyampaikan. Adalah suatu kesalahan bila mengira bahwa lebih diam atau hanya sedikit kata-kata adalah kunci dari konseling. Tetapi pointnya adalah suatu pengertian tanda setuju telah mencukupi.
Miss Smith : Aku merasa lebih baik sekarang, tetapi aku masih tidak tahu apakah aku percaya. Aku kira aku sudah yakin hingga dia meninggal, tetapi aku tidak pernah memiliki keyakinan yang teruji sebelumnya.
Pendeta : Kau sekarang memiliki keragu-raguan.
Pada dasarnya perasaan Miss Smith memberi kesan bahwa dia tidak yakin atas keyakinannya sebagaimana sebelumnya. Tanpa menyadari hal itu, dia menguji Pendeta tersebut untuk melihat apakah dia berkeinginan untuk menerima fakta bahwa dia memiliki keragu-raguan. Dia mendapatkan tanggapan bahwa dia mendapatkan hal itu.
Miss. Smith : Ya, aku masih memiliki mereka, dan aku kira aku akan selalu memiliki mereka. Aku tidak berfikir aku dapat percaya atas apa yang telah kulakukan sebelumnya. Hal ini mengerikan ketika kau mendapatkan bahwa keyakinanmu tidak bernilai apapun. Aku tidak pernah berbicara kepada siapapun. Kami tidak berbicara dengan sangat bebas di dalam keluarga kami, dan aku bahkan tidak pernah mengatakan satu kata pun kepada orang lain.
Pendeta : Dan engkau sudah bersedia untuk membicarakan hal ini kepada orang lain.
Hal pokok yang dikatakan Miss. Smith adalah bahwa dia merasa terisolasi. Dia merasa dia kehilangan sesuatu yang sangat berharga baginya, dan dia belum dapat membuat dirinya membicarakan hal tersebut kepada orang lain. Ia merasa sendiri. Sekarang dia sedang mengatakan hal itu dengan orang lain, tetapi rasa menjadi sendiri masih menyertainya. Bagaimana dia dapat menjelaskan perasaannya jika pendeta tidak mengerti apa yang dimaksud dengan perasaan terisolasi?. Tanggapan singkat pendeta menunjukkan bahwa dia tidak mengerti perasaan yang coba akan Mis Smith ungkapkan.
Mis. Smith : Ya, tetapi karena aku tidak mendapatkan, Aku telah mencoba meminta tolong melalui pendoa, dan hal itu pun tidak banyak menolong. Sebenarnya pertama kali aku merasa lebih baik adalah selama salah satu dari kotbah mu. Kadang kata-kata mu membuatku menyadari bahwa mungkin jika aku mendapatkan sesuatu hal yang tetap didalam hidupku, yaitu keyakinan hal itu akan memelihara ku.
Pendeta : Aku mengerti
Suatu hal yang berpengaruh didalam kotbah telah terbawa hingga kerumah oleh Miss Smith, dan sudah menolong mengigatkan dia bahwa kemungkinan perasaan kehilangan kepercayaan bukanlah keseluruhan masalahnya tetapi bagian kecil dari suatu masalah yang lebih besar yaitu menyangkut hubungannya dengan dunia, dengan orang-orang dan mungkin dengan dirinya sendiri. Dia tidak menegaskan ini untuk dirinya sendiri, tetapi apa yang dia ucapkan menunjukkan bahwa kesulitan yang dia peroleh adalah sesuatu yang terjadi didalam keseluruhan hidupnya. Dia mengetahui ini saat dia datang keruangan. Lalu mengapa dia tidak memulai dengan mengatakan, ”setelah ayahku meninggal aku menghadapi masalah besar, aku merasa kehilangan keyakinan. Sekarang aku mengetahui bahwa itu hanya sebagian. Masalahku bukan hanya keyakinanku?” Alasannya adalah untuk mengatakan bahwa akan membuka lebih luas area peribadinya untuk dilihat. Sebelum dia dapat mempercayai pendeta secara keseluruhan, dia memiliki perasaan bahwa sebenarnya pendeta mengerti. Melalui pemahaman bahwa pendeta mengerti perasaannya akan kehilangan keyakinan dan kesendirian, pendeta meyakin-kannya bahwa ia dapat mengerti dia. Dia tidak dengan sengaja menguji pendeta, tetapi itu adalah dampak. Sekarang dia tahu pendeta dapat dipercaya, dan dapat memimpin. Komentar Pendeta, ”saya tahu” adalah tepat disini, untuk lebih mengenali fakta bahwa Miss. Smith memiliki perhatian yang bernilai.
Miss Smith : Engkau mengatakan sesuatu yang belum pernah terpikirkan sebelumnya, engkau mengatakan tentang wanita yang menyentuh Yesus. Engkau berbicara tentang orang dikeramaian dan siapa yang menyentuh dia dengan sengaja, tetapi engkau tidak bertaya, ”Siapa yang menjamahku dengan sengaja?” Itu hanyalah tanggapan atas jamahaan yang disengaja yang ia katakan, ”siapa yang menjamahku?” Aku heran jika aku menghabiskan seluruh hidupku untuk hal ini, menjadi seorang dari orang ramai yang ada didekat Yesus, tidak pernah menyentuh dia dengan sengaja.
Pendeta : Engkau sekarang merasa bahwa engkau sepertinya memiliki pengalaman yang lebih dekat.
Dengan jelas Pendeta sudah menyingkapkan hal yang mendasar Miss Simth telah mengatakan dan dengan bahasanya sendiri hal itu dikatakan dengan kata-katanya sendiri. Ini bukan muslihat. Dia mau menolong Miss Smith untuk menolong dirinya sendiri. Untuk benar-benar masuk untuk menolong dia, pendeta harus memahami apa yang coba dia komunikasikan kepadanya dan membuat hal itu jelas bahwa dia betul-betul mengerti. Metode pengungkapan (rephrasing) ini suatu pusat pikiran atau perasa-an, khususnya setelah penyataan panjang, adalah cara paling sederhana untuk menunjukkan bahwa seseorang sudah betul-betul mendapatkan maksud itu.
Miss Smith : Akankah, aku tahu, membuat suatu perbedaan yang menakjubkan di-dalam kehidupan setiap hari. Tetapi apakah engkau pikir orang biasa seperti aku, butuh pengalaman seperti itu? Aku dapat melihat dimana engkau membutuhkan hal itu, karena setelahnya adalah urusanmu, tetapi mungkin juga aku tidak membutuhkan itu.
Pendeta : Engkau ingin tahu apakah engkau benar-benar butuh keyakinan seperti itu.
Hingga tahap ini wawancara telah berjalan baik. Miss Smith telah merasa lebih baik bahwa pendeta memahami, telah menyatakan lebih isi hatinya, telah menunjukkan adanya kemajuan penting, hanya sekarang mulai untuk menyatakan bahwa dia merasa dia memiliki suatu konflik sekalipun pengetahuan baru belum dapat memecahkan.
Hal ini adalah godaan yang sangat alami buat pendeta untuk merasa terdorong dengan penerapan yan didasarkan pada ketertarikan utamanya pada urusan yang baik untuk mengatakan kepada Miss Smith setiap orang membutuhkan keyakinan. Lalu seorang Pendeta mengatakan, ”Jika aku membutuhkan itu, lalu demikian juga dengan semua pengikut kristus.”Walaupun tanggapan ini dapat dimengerti, hal itu tidak membantu. Untuk pertama kalinya Miss Smith menyatakan perasaan negatif yang sebenarnya kepada dirinya sendiri dengan memperhitungkan hal itu kepada pendeta. Godaannya adalah untuk menaggapi masalah individu tersebut. Tetapi hal itu tidak sepenuhnya personal. Hal itu hanyalah cara Miss Smith mencoba mencegah berhadapan dengan yang tidak menyenangkan atas pembicaraan akan dirinya. Jika Pendeta tidak mengerti hal tersebut, dia tidak memahami Miss Smith. Oleh karena itu sekalipun reaksi ini alami tetapi hal itu gagal secara lengkap didalam situasi konseling.
Dua Pendeta lain menaggapi dengan suatu cara menunjukkan bahwa mereka dapat menerima perasaan Miss Smith yang bertentangan sebagai suatu fakta. Yang lain berkata, ”engkau belum yakin hal itu buat mu : engkau yakin hal itu akan membuat suatu yang berbeda dalam hidupmu.” dan yang lain. ”Lalu engkau memisahkan antara mengingini hal tersebut dan menentangnya.” Kedua tanggapan ini adalah akut, dan menunjukkan suatu elemen yang tidak datang dari wawancara ini sebelumnya. Catatan bahwa Miss Smith telah menyampaikan komentarnya dalam dua sisi konflik : yang pertama pengalaman baru akan membuat suatu perbedaan didalam hidupnya yang dia akan nilai, dan yang kedua Konflik seperti membuat banyak permintaan hanya atas orang-orang biasa. Jika dua perasaan yang setidaknya masing-masing saling bertentangan satu sama lain dinyatakan, lalu pengertian yang menyatakan secara tidak langsung dikenali oleh masing-masing pihak seperti dua komentar pendeta yang serta merta atas apa yang sesungguhnya terjadi, maka penjelasan akan menolong. Hal ini ibarat konselor mengatakan, ”Aku mengerti bagaimana engkau memiliki dua perasaan tersebut, gagasan mereka mendorong dalam aarah pertentangan.” Untuk mendengar ungkapan pendeta tersebut didalam kata-katanya perihal bagian-bagian didalam konflik itu akan menuntun kearah penjelasan dari sifat bagian-bagian ini. Dan menuntun kearah kapasitas untuk menolong seseorang.
Miss Smith: Ya, dan aku tidak menyadari seberapa kecil aku hingga ayahku mening-gal. Aku merasa bahwa aku seharusnya mengetahui bagaimana untuk mendapatkan pengalaman jika aku memiliki sesuatu seperti yang engkau katakan didalam kotbahmu.
Pendeta : Apakah engkau kehilangan, yang begitu penting ?
Komentar ini keluar mengarahkan visi kepercayaan yang lebih dalam dan luas, dan bukan menyurutkan elemen dalam konflik. Pendeta itu menyatakan kembali perasaan yang mendasar. Pendeta yang lain mengatakan, ”lalu apakah engkau mau suatu penglaman iman didalam hidupmu.” dan yang lain, ”Engkau mau sesuatu yang lebih dalam dari yang telah kau alami sebelumnya.”
Miss Smith : Ya, Saya kira demikian.
Pendeta : Dan apakah itu sesuatu yang engkau ingini ?
Seorang Pendeta mengatakan dengan anggukan yang bersahabat lakukan hal itu. Pendeta yang kedua berkata, Dan engkau mau melakukan sesuatu agar supaya mendapatkannya?”. Pendeta ketiga, ”engkau mau hal itu cukup dengan mencari nya dimana itu didapatkan?” Bebarapa pendeta lain menanggapi, ”apakah keyakinanmu bertumbuh?” ”Sudahkah engkau coba hidup dengan cara itu?” ”Temukan, bersama kita akan menyatakan kemungkinan menjadi pengikut Tuhan.”
Miss Smith : Ya, tetapi apa artinya itu? Apa yang harus ku lakukan kedepan? Itulah yang aku takutkan.
Pendeta : Engkau sedikit kuatir karena mungkin lebih banyak yang engkau butuhkan daripada yang dapat engkau berikan?
Godaan pendeta itu mendorong Miss Smith adalah satu cara atau cara lain dan mencoba secara verbal untuk mengesampingkan ketakutannya. Tetapi melakukan hal itu adalah untuk menggagalkan rasa hormat Miss Smith sebagai seorang pribadi dan untuk mengabaikan haknya untuk memiliki perasaan negatif seperti ketakutan. Kembali Miss Smith didalam tanggapannya menghadapi dua hal atas konliknya. Dia mengatakan bahwa ia mau melanjutkan tetapi dia takut. Suatu tanggapan yang baik dari pendeta yang lain adalah,”engkau sebaiknya mendapatkan jawaban sebelumnya.”
Miss. Smith: Aku kira begitu, Aku kira aku harus mau memberi diriku dan percaya bahwa apa yang diperintahkan kepadaku adalah yang terbaik buat ku. Hal itu akan membuat banyak perbedaan didalam banyak urusan jika aku menyerahkan diriku. Aku sudah menjadi Kristen dalam waktu yang lama, tetapi ini berbeda. Apakah engkau yakin bahwa aku harus menyerahkan diriku dengan cara ini ?
Pendeta : Jawabannya kelihatannya sudah terjawab sendiri dengan sangat jelas dalam pikiran mu.
Inilah Pendeta itu. Aku kira membingungkan. Hingga kalimat terakhir hal itu menjadi jelas. Miss Smith telah dengan jelas membuat keputusan untuk bergerak maju. Ketika keraguan muncul lagi pada bagian akhir. Pendeta itu rupanya gagal dia seharusnya menjauh dengan mengabaikan hal itu. Kenyataannya bahwa wawancara tidak bergerak dari titik ini secara berarti sebagaimana yang dilakukan sebelumnya mungkin karena tindakan ini adalah bagian pendeta. Dia telah mengenali perasaan negatif sebelumnya, dan kemudian hal itu sepertinya Miss Smith sepakat dengan hal itu dan datang dengan sisi positif. Lalu komentar negatif kecil datang lagi, seperti kebiasaan lama. Secara metapora, pendeta menjauhkan perhatiannya dan kadang kala gagal.
Seorang pendeta memberi tanggapan lebih baik, ”engkau yakin, walau belum dapat menolong keinginan dengan cara yang lebih baik.” hal ini selanjutnya untuk mengenali dua sisi dari konflik, yang sejauh ini belum terpecahkan. Teman kita sang komandan, moralis dan generalis seluruhnya ada dengan alasan, ”Ya pergi ke gereja dan cari petunjuk Tuhan.” ”Komitmen yang sungguh-sungguh.” ”hanya itu jalan untuk memenuhi kuasa rohani.” Seseorang mungkin heran jika pendeta yang terakhir pernah melihat satu kelompok nazi muda berbaris dengan komitmen yang sungguh-sungguh kepada hitler (pimpinannya), dan berfikir bahwa kuasa rohani demikian berasal dari komitmen. Laporan konselor menjadi lebih menarik dalam hal lain – seperti kebenaran umum, prinsip moral, atau kotbah minggu berikutnya-lalu dia di dalam jemaat, konseling itu mulai memasuki jalur akhir.
Miss Smith : Aku kira, aku takut akan tahu apa yang harus kulakukan, dan hal itu memerlukan sedikit pengorbanan juga, tetapi aku masih berfikir bahwa jika aku sudah memiliki sesuatu seperti ini saat ayahku meninggal, aku seharusnya sudah memiliki sesuatu sebagai gantungan. Hal itu mengerikan. Aneh bagaimana aku dapat mengalami tahun-tahun ini dan kemudian merasa bahwa aku sudah menemukannya sekarang.
Pendeta : Tetapi engkau merasa sudah menemukannya sekarang.
Komentar pendeta sedikit melebihi daripada yang dikesankan Miss Smith. Ketika beberapa komentar kembali, dia membuat kesalahan dengan membiarkan keraguannya tetap ada, ia mengatur jalan untuk dirinya sendiri hinga ia hampir memaksa untuk mengikuti. Dalam komentar ini Miss Smith hampir mengatakan dia sudah menemukan apa yang dia cari, tetapi tidak cukup. Pendeta itu sekarang dengan jelas mengarah kepada satu sisi konflik. Hal ini mungkin sebagai komentar yang berikutnya, biarkan Miss Smith nyaman dengan semuanya yang sekarang mulai baik. Tetapi bisa jadi kembali kekeraguannya karena dia belum mendapatkan kepuasan atas keraguannya yang masih ada tersebut. Salah seorang pendeta. Memberikan tanggapan yang luar biasa ketika ia berkata, ”engkau memiliki rasa kehilangan yang belum terobati sebelumnya.”
Miss Smith : Aku kira aku tahu apa yang harus ku lakukan. Aku takut bahwa aku keluar dari keramaian dan benar-benar menjamah Kristus dengan cara baru. Aku tahu aku harus melakukan sesuatu tentang hal itu.
Pendeta : Engkau yakin bahwa engkau dapat belajar untuk melakukannya seperti engkau berlatih melakukan hal itu.
Hal ini akan baik jika pada tanggapan sebelumnya pendeta tidak menolak untuk mengakui hal keraguan masih ada, dan tidak dapat diabaikan hanya karena tidak dapat mengenalinya. Pendeta yang lain berkata, ”engkau siap untuk bertindak.” yang kedua, ”engkau lihat apa yang harus engkau lakukan.” Tetapi tidak berhubungan dengan yang satu ini, ”ya, tetapi hal itu tergantung pada keramaian itu. Mungkin engkau dapat menjadi seorang pengarah yang baik atas mereka. Lalu suara autoritaria mengatakan, lalu keyakinan itu diundangkan.” dan konsepsi yang menggunakan bahasa teologi memiliki dampak yang ajaib, ”Kristus akan membuat itu mungkin untuk engkau melakukannya.”
Miss Smith : Ya aku yakin akan hal itu. Aku kira hal ini hanya menyangkut keinginan untuk melakukan apa yang diperintahkan berikutnya.
Pendeta : dan engkau siap untuk melakukannya.
Kembali lagi, Miss Smith membantu mengingatkan keraguan yang masih dimilikinya, tetapi mengatakannnya tidak jelas karena arahan nya sebelumnya tidak dikenali. Beberapa pernyataan seperti yang berikut, walau pada tahapan ini, mungkin belum membuka jalan bagi Miss Smith untuk membicarakan keraguan yang masih ada : ”dan harapan mu engkau sudah yakin atas keinginanmu.” Faktanya menunjukkan jika ketakutan dan keraguan masih ada, walaupun berkurang melalui wawancara sebelumnya, hal itu akan menjadi penyebab kesulitan berikutnya bagi Miss Smith. Faktanya bahwa pendeta hanya memperhatikan keraguan umum dan gagal untuk mengenali yang lain yang dapat mengakibatkan kesulitan baru hingga dia datangi kembali. Dia sudah memperlihatkan bahwa dirinya mengerti dan menolong akan hal-hal besar, sehingga mereka bicara, tetapi juga sedikit tidak sabar dan berat sebelah setelah hal besar didiskusikan.
Miss Smith : Aku tahu apa yang harus ku lakukan
Pendeta : Bagus.
Selamat jalan sudah disampaikan. Hal ini berarti bahwa Miss Smith memiliki kesimpulan atas situasi tersebut dalam hal tanggung jawab, apa yang harus ia lakukan, bukan dalam arti ia bermaksud melakukan apa atau apa yang mau ia lakukan. Ini karena pendeta itu, setelah menunjukkan pengertian yang sempurna pada tahap awal dan melihat bahwa ia sudah belajar menuju sisi yang benar dan menurutnya ”baik”, memutuskan untuk mengabaikan yang lain dari dia yang tidak menguatkan pada keputusan yang ”baik”. Hasilnya adalah Miss Smith membuat keputusan yang dia pikir harus dia lakukan, tetapi tidak dengan seluruh aspek positif yang seharusnya mungkin dipertimbangkan dalam mengambil keputusan karena pendeta tidak mempertimbangkan keraguan kecil yang dimiliki sebagaimana terhadap keraguan yang lebih besar. Sekalipun pendeta nyata pintar tentang konseling, oleh karena itu, wawancara hanya berhasil setengah. Secara khusus hal ini tidak berhasil karena keraguan dan kesulitan Miss Smith kemungkin yang terjadi pada bagian ini ia merasa pendeta. akan berfikir terlalu kecil untuk dianggap serius, oleh karenanya peluang dia (Miss Smith) untuk kembali adalah kecil. Cara itu tidak dibiarkan terbuka.
II. SOLUSI SEMENTARA
Beberapa solusi sementara dari wawancara akan digambarkan berikut ini :
1. Proses konseling yang memfokuskan perhatian pada situasi anggota jemaat dan perasaan mereka akan hal tersebut.
Proses konseling yang fokus pada situasi dan perasaan Jemaat dilakukan dengan memberikan dorongan (bukan pengalihan) kepada konsili untuk mengungkapkan apa yang dia butuhkan dan bagaimana dia dengan bebas mengungkapkan perasaannya. Cara terbaik untuk ini adalah dengan menggunakan kata tanya Engkau didam setiap pertanyaan sehingga konsili dalam menjawab selalu mengatakan Saya yang akan mengarah kepada perasaan yang bersangkutan (Lihat Pdt. 8 bandingkan dengan Pdt. 5)
2. Konseling dihasilkan melalui pengertian sebenarnya oleh Pendeta bagaimana perasaan anggota jemaat tentang situasi, dan melalui komunikasi atas situasi sebenarnya yang dipahami.
Bagaimana memahami perasaan konsili atas situasi yang dihadapinya melalui komunikasi untuk dapat memahami keadaan konsili tidak hanya degan menggunakan intlektualitas tetapi juga dengan aspek perasaan. Sebagai contoh Pdt. yang memberi jawaban, ”jangan takut lakukanlah.”telah kehilangan sisi emosionalnya, sekalipun secara intlektual ia telah mendapatkan intinya. Pdt 2 merupakan contoh buruk, bukan hanya karena ia mengalihkan tetapi juga karena adanya kebingungan ke arah pertanyaan yang menyamaratakan.
3. Ketika rasa pertentangan konsili muncul didalam konseling, pendeta memberi pertolongan pertama kepada anggota jemaat dengan menjelaskan dasar-dasar pertentangan tersebut dan hubungan mereka yang menarik menurut dia.
Dalam kasusu Miss Smith hingga bagian tertentu (C) terjadi pertentangan perihal pengalaman, pada satu sisi ia mengatakan jika ia memiliki pengalaman yang mendalam atas keyakinan, hal itu akan berdampak besar dan sangat bernilai dalam perubahan hidupnya, tetapi pada sisi lain dia tidak yakin bahwa orang biasa membutuhkan pengalaman seperti itu. Tanggapan salah seorang pendeta memperlihatkan bahwa ia tidak hanya menerima perasaan Miss Smith sebagai suatu fakta dan memahami apa yang coba disampaikan olehnya tetapi juga mengkomunikasikan pengertiannya atas dasar-dasar konflik seperti yang dipahami oleh Miss Smith. Dia mengatakan, ”Engkau tidak yakin hal itu untuk mu, sebelum engkau yakin hal itu akan membuat suatu perbedaan dalam hidupmu.” Pengenalan kedua dasar-dasar didalam konflik sejauh yang mereka nyatakan pada bagian ini dan pernyataan ulang lisan sebagai kontribusi mereka untuk menjelaskan.
Kotbah tak disengaja adalah bahaya paling serius dalam hal ini dalam konseling. Dalam tanggapannya pada bagian A Pdt. 1 berkata, ” Engkau sudah melakukan hal yang bijak untuk tidak mengikuti jalan itu.” Dia tidak mengarah ke moralitas. Dia hanya tidak tahu adanya cara untuk menghasilkan selain dengan membuat keputusan atas semua yang sudah datang. Pdt. 4 menggambarkan suatu pertimbangan moral dengan jelas kitika ia mengatakan, ”Ayahmu hidup didalam hidupnya dan engkau memiliki hidupmu sendiri.” dalam kedua kasus ini pertimbangan moral telah digunakan sebagai pengganti dari pengertian; dan seiring dengan waktu pria ini mendapatkan hal yang dijelaskan seperti yang dibutuhkan, mereka sejauh ini telah berada pada satu sisi konflik walaupun pada sisi yang lain tidak dapat dijelaskan. Tidaklah mengejutkan mendapatkan bahwa pendeta mengatakan setelah C, pernyataan Miss Smith yang pertama dia mulai dengan menetapkan dasar-dasar didalam konflik, ” Ya, Yesus datang menolong orang biasa.” Setelah pertimbangan moral yang dikatakan kepadanya dengan pasti bagaimana seharusnya perasaannya, dan yang menyatakan secara tidak langsung bahwa dia disalahkan jika dia tidak merasa demikian, kita hampir tidak dapat melihat besarnya dorongan buat Miss Smith untuk mengeluarkan sisi lain dari situasinya dan meminta pertolongan untuk hal itu. Seperti Firman Tuhan, ”Dia menjawab sesuatu sebelum dia mendengarkannya, itu adalah kebodohan dan memalukan bagi dia.” dan kita dapat menambahkan, hal itu dengan penuh kekuatan membuat frustasi orang yang dia jawab.
Adalah menarik untuk menebak mengapa pendeta kita mempunyai kegemaran memberikan pertimbangan moral walaupun ketika hal itu dengan jelas menggagalkan tujuan yang lebih besar. Untuk hal yang lebih luas hal ini menyatakan suatu rumusan kebiasaan umum, yang membangun sebagian besar perhatian kita untuk melihat apakah itu benar dan salah tentang dunia dimana kita hidup dan sebagian dari fakta bahwa orang dengan tidak sadar mengharapkan kita untuk melakukan pendekatan demikian melalui jalan pertimbangan moral. Kita mengkotbahkan tentang kriteria benar dan salah, dan hal yang sejenis. Tetapi hampir tek kentara, jika tidak kita berhati-hati, hal ini menjadi pandangan utama kita. Kita lupa, ”Keputusan belum, adalah belum diputuskan,” dan menjadi lebih kuatir dengan dosa dari pada dengan orang yang berbuat dosa (pendosa).
4. Hubungan konseling berisi suatu jenis khusus kebebasan atas bagian dari anggota jemaat (konsili) dan juga suatu jenis khusus pembatasan.
Cara terbaik untuk memahami keduanya adalah melalui keduanya yaitu konsili dan pendeta, lebih mungkin lagi adalah bila hubungan itu berhasil. Pembatasan dasar konsili adalah dia menerima tugaspendeta sebagai penolongnya untuk menolong dirinya sendiri, dan bukan untuk mengatakan kepadanya apa yang dilakukan atau justru bagaimana melakukan hal itu. Dengan kata lain, masalahnya adalah diterima-nya sebagai masalahnya dan bukan mendesak pendeta memberikan solusi. Ada beberapa pembatasan lain. Ada beberapa pembatasan atas waktu, saling pengertian. Sebuah wawancara jarang menjadi terbaik dan biasanya buruk jika konsili melanjutkan selama dua jam atau lebih. Ada pembatasan atas berbagai jenis, yang mana seluruhnya berpusat disekitar fakta bahwa pendeta tidak dapat menjadi ”digunakan”
Pemahaman atas pembatasan ini adalah penting didalam konseling, dan atas banyak kesempatan pendeta dapat menolong dengan penetapan dengan tegas pembatasan-nya, seperti contoh :
Mr. Ronald : Apa yang mau kulakukan adalah mengatakan kepada mu cerita, lalu mungkin engkau akan mempunya beberapa masukan (saran) terhadap apa yang dapat ku lakukan terhadap hal itu.
Pendeta : Aku bebas hingga pukul tiga, dan aku akan senang mendengar cerita itu. Aku tidak mendapatkan hal itu menjadi sangat berguna sesuai pengalamanku, bagaimanapun untuk menyarankan orang apa yang harus mereka lakukan. Tetapi hal itu sepertinya bermanfaat untuk menolong seseorang untuk melihat situasinya sedikit lebih jelas sehingga ia memiliki peluang terbaik untuk menangani hal tersebut oleh dirinya sendiri.
Mr. Ronald : Aku mengerti yang engkau maksud. Dan aku kira aku tidak mau hanya berkata tetapi melakukan. Bukankah, ini masalahku?, baikinilah situasiku ...
Tidaklah dapat sejak awal membuat pembatasan secara jelas dan nyata, tetapi seiring dengan berjalannya waktu maka keseimbangan dan saling pengertian akan semakin dipahami oleh kedua belah pihak.
Didalam hubungan dengan konseling bukanlah hanya pembatasan yang ada, tetapi kebebasan juga ada, yaitu kebebasan untuk menyampaikan isi hati dan pikiran juga kebenasan untuk tidak menyampaikan sesuatu yang dirasi tidak berkenan untuk disampaikan.Betty Smith seharusnya bebas sejauh dia memahami tanggapan pendeta. Dan membicarakan keraguannya dan keinginannya agar keyakinannya lebih teguh, dengan kata lain bahwa hubungan konseling tidak harus menjadi sejenis dibawa paksaan yang mana Miss Smith merasa dia harus membicarakan perasaan yang dia sendiri belum siap untuk membicarakannya.
Miss Smith berkata ia baru menyadari bahwa jika ia mendapatkan sesuatu yang lain didalam hidupnya, pertanyaan atas keyakinan dapat memeliharanya. Dia berkata dengan kata lain, bahwa ia mengetahui situasinya melebihi pertanyaan akan keyakinan. Kebebasan dalam hubungan konseling meliputi kebebasannya untuk tidak membicarakan sesuatu jika ia belum merasa siap untuk membicarakannya.
5. Proses Konseling harus meliputi, satu atau lebih kejadian yang sesuai, yang akan menolong dalam konsolidasi pengertian yang dicapai atau penjelasan yang dicapai.
Ada yang percaya bahwa konsolidasi ini adalah hanya tahapan lain dari klarifikasi, dan aku tidak membantah seperti sebuah klasifikasi. Tetapi apakah berjalan melalui kata atau hanya diambil, beberapa jenis konsolidasi berhubungan dengan proses koseling yang selalu muncul, sekalipun pendeta. Tidak mewaspadai hal itu.
Didalam kasus Betty Smith konsolidasi sepertinya sebagian besar sudah negatif. Akankah Betty datang menemui pendeta lagi? Jika tidak berarti apakah keduanya dia dan pendeta mengerti bahwa dia tidak akan datang? Masihkah ada saling pengertian? Sebagaimana halnya Betty pergi, kita tahu bahwa tidak ada pengaturan buat kontak lain yang dibuat, dan setelah analisa kita untuk perasaannya untuk meninggalkan, kita cenderung untuk percaya perlu waktu lama sebelum ia kembali. Jika dia sudah menentukan dia tidak datang kembali, atau dia dapat kembali kecaranya tanpa konseling lebih lanjut, atau buat sementara waktu dia dapat melakukan apa saja menurut dia, bukankah itu menjadi suatu konsolidasi penting, apasaja pengertian yang sudah dia capai jika dia berkata demikian atau mengatakan sesuatu dengan membuat perasaannya jelas tentang mengapa dia tidak kembali?
Konsolidasi bukanlah mempekenalkan ide baru, biasanya adalah ringkasan dasar-dasar dalam konflik seperti yang Miss Smith lihat, terhadap suatu batasan dasar dari adanya komentar tunggal dari dia dan yang sudah dilakukannya. Oleh karena itu hal itu dapat memperluas sudut pandang dalam hal klarifikasi yang dilakukan. Seperti suatu prosedur yang lebih cocok pada tahapan selanjutnya dalam hubungan konseling.

Tidak ada komentar: